Siapa yang tidak tahu Gunung Semeru, ya gunung terkenal dikalangan para pendaki gunung. Gunung ini merupakan salah satu dari tiga gunung tertinggi di Indonesia setelah Gunung Rinjani dan Gunung Kerinci. Gunung Semeru berjenis stratovolcano, yaitu gunung berapi yang tinggi dan mengerucut yang terdiri dari lava dan abu vulkanik yang mengeras
Sumber Twitter @balakarsa |
Puncak dari Gunung Semeru dikenal dengan sebutan puncak
mahameru. Keindahan alam yang dapat dilihat pada puncaknya merupakan hal yang
dicari oleh para pendaki yang menaiki gunung ini.
Baca Juga :
- Kumpulan Thread Rumah Hantu Di Perkebunan Karet
- Kumpulan Thread Horor Gunung Merbabu
- Kumpulan Thread Horor Kisah Santet (Baru)
Namun, pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Gunung
Semeru atau yang disebut Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi
sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Berbahayanya gas
beracun menelan korban yakni seorang tokoh aktivis Indonesia bersama rekannya
meninggal dunia di gunung ini pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun.
Dibalik megah dan kokohnya Gunung Semeru terdapat kisah –
kisah mistis yang dialami para pendaki. Salah satunya adalah Thread Horor Haru
Mahameru yang dibuat oleh @balakarsa yang menceritakan kejadian diluar nalar ketika melakukan pendakian ke
Puncak Mahameru.
Berikut adalah sinopsis atau ringkasan dari Thread Horor Haru Mahameru.
Sinopsis Haru Mahameru
Pada pertengahan catur Wulan kedua di tahun 1999 tiga orang
anak SMA berencana mendaki Gunung Semeru.
Setelah melakukan persiapan. Tepat pada pukul 3 Minggu
dinihari Purnomo, Hendro, dan Suno berangkat menunggu mobil pickup menuju
Pasrujambe. Setelah 3 jam menempuh perjalanan tiba lah di Pasrujambe, Purnomo
bersama kedua temannya dan Lik Slamet melanjutkan perjalanan dengan berjalan
kaki ke Tawon Songo.
Sesampainya disana, sebelum pendakian dimulai Lik Slamet
mengadakan ritual kecil dengan membakar kemenyan dan meminta ijin kepada “Kyai
Sedek” yang dianggap sebagai penunggu Gunung Semeru.
Purnomo dan kedua temannya pun memulai pendakian melewati
jalanan terjal. Setibanya di titik besar batu besar yang diprediksi oleh peta
Lik Slamet.
Namun ada hal yang mengganjal, Hendro yang biasanya banyak omong tiba – tiba diam membisu. Sedikit muncul rasa tidak enak yang dirasakan Hendro dan Suno. Tanpa memikirkan hal yang aneh di siang bolong Purnomo melanjutkan perjalanan, perjalanan yang akan menuntun mereka ke alam yang seharusnya mereka tidak masuki.